KEGIATAN
BELAJAR - 1
PENDEKATAN SAINTIFIK
A.
KOMPETENSI
Memahami pendekatan saintifik dalam pembelajaran
B.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1.
Menjelaskan konsep
dasar pendekatan saintifik
2.
Merancang
langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran
C.
URAIAN MATERI
1.
Konsep Dasar
Pendekatan Saintifik
a.
Definisi
Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam
melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi
bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat
relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori
Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal
pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan
mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses
kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan
intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari
teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan
melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas
adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran
menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan
pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur
mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema
tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi
skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata
disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang
mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip
ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri
rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok
dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila
peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu
berada dalam zone of proximal development
daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1)
berpusat
pada siswa.
2)
melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
3)
melibatkan
proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek,
khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4)
dapat
mengembangkan karakter siswa.
b.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuanembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
1)
untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
2)
untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3)
terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4)
diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5)
untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
6)
untuk mengembangkan karakter siswa.
c.
Prinsip-prinsip pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
Beberapa
prinsip pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
pembelajaran berpusat pada siswa
2)
pembelajaran membentuk students’ self concept
3)
pembelajaran terhindar dari verbalisme
4)
pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5)
pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa
6)
pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru
7)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi
8)
adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
2.
Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari
nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
a.
Mengamati (observasi)
Metode
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b.
Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat
faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana
peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik
mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu
peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin
dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi
yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
Kegiatan “menanya”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c.
Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih
teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor
81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d.
Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi
tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan
menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran
pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran
merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama
mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam
referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di
memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
tersedia.
e.
Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan
mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar
informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f.
Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
3.
Penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga
kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai
contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat
dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan
ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.
Dalam
metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi
pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat
memahami konsep tersebut, sedangkan siswa
yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada
kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh”
atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada
diri siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan
utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar
(learning experience) siswa. Kegiatan
inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan
siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan
inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau
prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan
yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum
atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa
Contoh kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup diberikan di bawah ini.
Contoh
kegiatan
pendahuluan:
1.
Mengucapkan
salam
2.
Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh
siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel IPA, guru menanyakan konsep tentang larutan
dan komponennya sebelum pembelajaran materi asam-basa. Untuk IPS,
misalnya menggunakan apersepsi tentang
bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi,
siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban
banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
Contoh Kegiatan Inti
1. Mengamati:
Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomenon. Sebagai
contoh dalam
mapel IPA guru meminta siswa untuk
mengamati sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau
tomat. Fenomena yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya adalah
fenomena yang diamati adalah gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul,
hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar.
slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.
2. Menanya:
Dalam mapel IPA, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomenon. Sebagai contoh
siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau tomat
memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab
dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang sama atau berbeda?”
3. Menalar untuk mengajukan hipotesis:
Sebagai contoh, dalam mapel IPA siswa mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada
larutan enkstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang
memiliki rasa manis dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat siswa ini merupakan
suatu hipotesis. Contoh hipotesis dalam mapel IPS adalah Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisa: a) Terjadi di tempat yang sama b) Terjadi di tempat berbeda.
4.
Mengumpulkan data:
Dalam mapel
IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang
terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.
5. Menganalisis
data:
Siswa menganalis data yang diberikan
oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa
diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu,
konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data
awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.
6. Menarik kesimpulan
Dalam mapel
IPA, siswa menarik kesimpulan berdasar hasil
analisis yang mereka lakukan. Sebagai
contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa manis pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat disebabkan oleh adanya
gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh adanya asam. Contoh bentuk
kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di
7. Mengomunikasikan:
Pada langkah
ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
|
Contoh
Kegiatan Penutup:
1. Dalam mapel IPA, misalnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori
yang telah dikonstruk oleh siswa.
Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk
menjelaskan contoh keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya hubungan antar
desa dan
2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang
konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran
yang relevan atau sumber informasi lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga
dapat digunakan dalam mapel IPS.
3. Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan
dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian
guru meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.
|
a.
Contoh langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik di SD
|
Kompetensi Dasar
IPS
1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan
interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan,konektivitas antar ruang,perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial,
ekonomi, dan pendidikan
3.5 Memahami manusia dalam
dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya,dan ekonomi
4.1
Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian
ruang, konektivitas
antarruang, perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan
pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
IPA
1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung
jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.7 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang
teknologi yang digunakan di kehidupan seharihari dan kemudahan yang diperoleh
oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut
Bahasa Indonesia
1.2 Mengakui dan
mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber
daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi,
sosial, serta permasalahan sosial
2.4 Memiliki
kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
3.4 Menggali
informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam
dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan
teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri
dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata
baku
Tujuan Pembelajaran
1.
Dengan mengkaji
bacaan tentang hubungan sumber daya alam dan pekerjaannya, siswa mampu
menjelaskan hubungan sumber daya alam dan pekerjaan yang ada di daerah
tersebut.
2.
Setelah
menganalisa gambar, siswa mampu mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang ada
di kebun teh secara rinci.
3.
Setelah
menganalisa peta siswa mampu mengidentifikasi kondisi geografis dan pekerjaan dengan benar.
4.
Setelah
mengamati gambar dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan kondisi geografis (dataran
rendah, tinggi dan perairan).
5.
Setelah membaca
teks petualangan “Ulil SI Daun Teh”, siswa mampu menjelaskan proses daun teh menjadi teh tubruk secara runtut.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahu
luan
|
Pertemuan Kesatu:
1. Pengkondisian peserta didik
2. Melakukan appersepsi melalui tanya
jawab tentang tentang jenis-jenis pekerjaan
3. Menyampaikan
tema yang akan dibelajarkan yaitu: berbagai pekerjaan” dengan sub tema: ”jenis-jenis pekerjaan”
4. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
... menit
|
Inti
|
Mengamati:
Semua peserta didik mengamati
gambar proses pembuatan teh
|
--menit
|
Menanya:
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan siswa memperhatikan secara rinci proses
pembuatan teh yang ada dalam gambar.
|
||
Mengumpulkan Informasi:
Siswa berdiskusi dengan teman
untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku mengenai letak perkebunan teh,
pekerjaan yang ada di perkebunan teh, dan tugas dari masing-masing pekerja di
kebun teh
|
||
Mengasosiasi/ Menalar:
Siswa mengetahui adanya perkebunan teh menyebabkan adanya industri teh dan membutuhkan para pekerja, seperti pemetik dan
pengolah teh.yo Lakukan
|
||
Menyimpulkan:
Peserta
didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan bahwa adanya perkebunan teh,
menyebabkan adanya industri teh yang membutuhkan jenis pekerjaan pengelola
dan pemetik teh
|
||
Mengkomunikasikan:
Siswa menuliskan atau
menyampaikan mengenai letak perkebunan teh, industri teh dan pekerjaan apa saja yang
ada di perkebunan, dan industri teh.
|
||
Penutup
|
Bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil belajar
selama sehari tentang jenis-jenis profesi yang keberadaannya
dipengaruhi oleh kondisi geografis misalnya pemetik teh yang tinggal di
pegunungan yang disebut sebagai dataran tinggi dan nelayan di pantai yang
tinggal di dataran rendah
Bertanya
jawab tentang materi yang telah dipelajari
Mengajak
semua siswa berdo’a
|
....menit
|
Untuk selanjutnya contoh langkah-langkah kegiatan
dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan
gabungan dari beberapa pertemuan adalah sebagai berikut:
|
||
Inti
|
Pertemuan
Kedua:
|
..menit
|
Mengamati
Siswa mengamati tiga gambar yang berisi tiga jenis profesi dari di
tiga tempat yang berbeda.
|
||
Menanya
Bertanya jawab tentang keadaan wilayah tempat tinggal misal Pemetik
teh tinggal di dataran tinggi. bagaimana dengan wilayah lainnya? Pekerjaan
apa saja yang ada di wilayah tersebut?
|
||
Mengeksplorasi:
Siswa menuliskan keterangan tentang tiga jenis profesi tersebut di
bagian bawah gambar.
Siswa diingatkan untuk mengisi keterangan tentang tiga jenis profesi
tersebut dengan teliti.
|
||
Mengasosiasi:
Siswa
menganalisis hubungan antara pekerjaan dan tempat bekerja
|
||
Mengkomunikasikan
Menuliskan
tentang hubungan antara pekerjaan dan
tempat bekerja
|
||
Pertemuan Ketiga
|
||
Mengamati
Siswa secara individual mengamati lingkungan tempat tinggalnya
|
||
Menanya
Siswa di dorong untuk saling
bertanya tentang lingkungan tempat tinggalnya
|
||
Mengeksplorasi
Guru
mengingatkan siswa untuk memperhatikan kondisi wilayah tempat tinggal mereka,
apakah meraka tinggal di daerah dataran tinggi, dataran rendah, atau di
daerah perairan.
|
||
Mengasosiasi
Siswa diharapkan mengetahui hubungan antara kondisi wilayah tempat
tinggal dan jenis pekerjaan yang ada.
|
||
Mengkomunikasikan
menceritakan keadaan wilayah tempat tinggal mereka dan jenis-jenis
pekerjaan yang ada, serta menuliskannya di buku.
|
||
Pertemuan keempat
|
||
Mengamati:
Siswa secara individual mengamati peta sederhana yang ada di buku
untuk mengetahui pekerjaan apa saja yang berada di dataran rendah, dataran
tinggi, dan perairan.
|
||
Menanya:
Siswa didorong untuk dapat membuat pertanyaan sesuai dengan kegiatan
yang akan dilakukannya
|
||
Mengeksplorasi
Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan secara rinci gambar-gambar
yang ada di dalam pulau dan memahami arti warna yang ada di kolom legenda.
Siswa menuliskan hasil pengamatannya pada tabel jenis pekerjaan yang
dihubungkan dnegan lokasi tempat tinggalnya
|
||
Mengasosiasi
Siswa diingatkan untuk memprediksi jenis-jenis pekerjaan yang ada di
daerah-daerah yang terdapat di peta, misalnya pemetik teh di dataran tinggi
dan nelayan di wilayah perairan.
|
||
Mengkomunikasikan
Siswa membuat kesimpulan tentang isi tabel, bahwa kondisi geografis
tempat tinggal suatu masyarakat akan memengaruhi jenis-jenis pekerjaan
masyarakat yang ada di wilayah tersebut dan siswa menuliskan kesimpulan
mereka di buku.
Guru memberikan penguatan
tentang materi yang telah dipelajari, bahwa kenampakan wilayah permukaan bumi
itu terdiri atas dataran rendah, dataran tinggi, dan perairan, yang kemudian
memengaruhi jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat tersebut
|
||
Pertemuan Kelima
|
||
Mengamati:
Siswa membaca dalam hati teks
tentang Ulil Si Daun Teh
|
||
Menanya:
Siswa
disorong untuk membuat pertanyaan sesuai dengan teks yang dibacanya
|
||
Mengeksplorasi
Siswa menyebutkan sebanyak mungkin pekerjaan yang ada dalam cerita.
|
||
Mengasosiasi
Siswa menuliskan proses Ulil Si Daun Teh sampai menjadi teh tubruk
yang dapat dinikmati oleh semua orang dalam kolom yang tersedia di buku.
|
||
Mengkomunikasikan
Secara berpasangan siswa menceritakan pada pasangannya tentang proses
yang terjadi pada pembuatan the secara singkat.
|
Sekolah : SMP Jayakarta
Mapel : IPS
Kelas/Sem : VII/ 1
Tema : Konektivitas antar ruang,
waktu, dan manusia
|
Kompetensi
Dasar:
No.
|
Kompetensi
Dasar
|
|
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
|
|
2.3 Menunjukkan
perilaku santun, peduli, dan menghargai perbedaan pendapat dalam interaksi
sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
|
|
3.1 Memahami
aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional
serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, dan politik)
|
Indikator:
|
|
3.1.1.
mendeskripsikan dengan benar adanya konektivitas antarruang
3.1.2.
mendeskripsikan dengan benar adanya
konektivitas antarwaktu
3.1.3.
mencontohkan dengan tepat adanya
konektivitas antarruang dan waktu
3.1.4.
membedakan dengan tepat adanya konektivitas antarruang, waktu, dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
3.1.5.
menjelaskan dengan tepat adanya konektivitas antarmanusia (interaksi sosial)
dalam ruang dan waktu
|
|
|
4.3 Mengobservasi
dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan
alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar
|
Indikator:
|
|
4.3.1. memaparkan hasil analisis keterkaitan
antarruang, antarwaktu, dan antarmanusia.
4.3.2.
menyajikan rancangan
kegiatan dengan tema “Upaya-upaya pencegah terjadinya bencana banjir”.
|
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (...menit)
1.
Pengkondisian peserta didik
2.
Melakukan apersepsi tentang
bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi,
siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban
banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (... menit)
1. Peserta didik
mengamati gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang
gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir
besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.
Disarankan fenomena-fenomena tersebut yang terjadi di lingkungan terdekat.
2. Guru menyampaikan pertanyaan dan mendorong peserta didik didorong untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau peserta didik yang lain
Misalnya, setelah mengamati
gambar atau menyaksikan tayangan video siswa didorong untuk bertanya, tentang
mengapa hutan digunduli, untuk apa kayu-kayu yang
ditebangi, siapa yang melakukan, siapa yang dbiasa membuang sampah
sembarangan, mengapa sungai meluap, mengapa terjadi banjir, apakah ada
hubungan antar semuanya itu? Pertanyaan atau permasalahan pokok apa yang bisa
dimunculkan dari fenomena tersebut? Guru dapat menginisiasi pertanyaan
pertanyaan kunci ketika siswa belum memunculkannya.
3. Mencoba (Experimenting) atau
Mengumpulkan Data : Siswa menyaksikan video klip tentang banjir yang terjadi
di lingkungan siswa. Siswa diminta untuk mencatat berbagai fakta yang
diperlukan
4. Menalar /mengasosiasi data, meghubungkan
sampai membuat kesimpulan : Misalnya peserta didik diajak untuk membaca buku siswa
halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial, dan
menghubungkannya dengan fenomena yang terjadi dalam tayangan video maupun
gambar-gambar yang telah diamati sebelumnya.
5. Secara bersama-sama setelah peserta
didik membaca buku, mengamati gambar, dan menyaksikan tayangan video, mereka
diminta untuk membuat kesimpulan megenai hubungan buang sampah
sembarang, penggundulan hutan, banjir dan kerugian akibat bencana banjir.
6.
Mengkomunikasikan :
Siswa mempresentasikan hasil analisis datanya di kelas. Di saming itu siswa
juga bisa diminta untuk mengunggahnya (upload) di blog masing-masing. Untuk
kepentingan ini setiap siswa bisa diwajibkan memiliki blog sendiri.
Penutup (... menit)
(1)
Kesimpulan
Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan hasil pembelajaran
(2)
Evaluasi :
Dilakukan melalui tes secara tertulis, mengenai contoh bentuk konektivitas antar ruang dan waktu yang ada di lingkungan sekitarmu.
(3)
Refleksi :
Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif
misalnya, apakah pembelajaran hari ini menyenangkan? Pengetahuan
berharga/baru apa yang kamu peroleh pada pembelajaran kita hari ini?
Bagaimana sebaiknya sikap kita kalau memperoleh sesuatu yang berharga/baru.
(4)
Penugasan
|
a. Contoh pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA
|
Kompetensi Dasar
|
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
waktu
|
Pendahuluan
|
·
Pengkondisian
peserta didik
·
Appersepsi:
tanya jawab materi sebelumnya mengenai Teori tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia dan dihubungkan dengan topik yang akan
disampaikan
·
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
...menit
|
Inti
|
·
Melakukan
pengamatan
gambar Candi Borobudur dan Candi Prambanan
·
Melakukan
tanya jawab
singkat tentang candi Borobudur dan Candi Prambanan
·
Mengumpulkan
data melalui
studi pustaka tentang candi Borobudur dan Candi Prambanan dengan historisnya
·
Menganalisis tentang bentuk bangunan Candi
Borobudur dan Candi Prambanan
·
Menarik
kesimpulan
tentang kebenaran bangunan candi Borobudur dan candi Prambanan sebagai:
1.
Wujud
akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa dan religi/kepercayaan
2.
Wujud
akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial
kemasyarakatan
3.
Wujud
akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan
dan peralatan hidup
4.
Wujud
akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian
5.
Gambar
peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak terpelihara
·
Mengkomunikasikan tentang
keberadaan candi Borobudur dan Prambanan sebagai wujud akulturasi budaya
hindu dan budha di Indonesia
|
...
menit
|
Penutup
|
·
Menyimpulkan
materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
·
Evaluasi
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
·
Melakukan
refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
·
Pemberian
tugas “membuat tugas kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah”.
|
20 enit
|
4.
Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi penilaian
proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Penilaian proses atau keterampilan,
dilakukan melalui observasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja individu,
berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
b.
Penilaian produk berupa pemahaman konsep,
prinsip, dan hukum dilakukan dengan tes tertulis.
c.
Penilaian sikap, melalui observasi saat
siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi
dengan menggunakan lembar observasi sikap.
B.
LEMBAR KERJA (LK)
Buatlah
contoh langkah-langkah pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah!
Sekolah :
................................................................
Mata Pelajaran :
………………………………………….
Kelas / Semester : …………………………………………
Materi Pokok : …………………………………………
Alokasi Waktu : …………………………………………
Kompetensi Dasar dan Indikator PencapaianKompetensi
No.
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah pembelajaran harus meliputi : Kegiatan pendahuluan untuk
mempersiapkan peserta secara pisik dan psikis secara kontektual, Kegiatan inti dilakukan dengan
pendekatan saintifik yang mencakup :
pengmatan , menanya, mengumpulkan informasi,mengasosiasi, dan mengkomunikasikan,
serta Kegiatan penutup harus
meliputi : rangkuman dan umpan balik
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
|
Tidak perlu
diisi
|
Inti
|
|
|
Penutup
|
|
C.
Rangkuman
1. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.
2. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki
karakteristik
a.
berpusat
pada siswa.
b.
melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
c.
melibatkan
proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek,
khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
d.
dapat
mengembangkan karakter siswa.
3. Proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar
pokok, yang terdiri dari:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran
pokok tersebut dapat
dirinci dalam berbagai kegiatan belajar peserta didik.
Kegiatan tersebut merupakan rincian dari
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
dan mengkomunikasikan.
4.
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Kegiatan
inti merupakan kegiatan utama dalam proses
pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan
penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama,
validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang
dikuasai siswa
D.
Refleksi
- Apa
yang anda pahami setelah mempelajari materi ini?
- Pengalaman
penting apa yang anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
- Apa
manfaat materi ini terhadap tugas anda sebagai pengawas sekolah?
- Apa
rencana tindak lanjut yang akan anda lakukan setelah kegiatan ini?
Daftar
Pustaka
Barrows,
H.S. 1996. “Problem-based learning in medicine and
beyond: A brief overview” Dalam Bringing problem-based learning to higher
education: Theory and Practice (hal 3-12).
San Francisco: Jossey-Bass.
Delisle, R. (1997). How to Use Problem_Based Learning In
the Classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.
Gijselaers,
W.H. 1996. “Connecting problem-based
practices with educational theory.” Dalam Bringing problem-based learning to
higher education: Theory and Practice (hal 13-21). San Francisco: Jossey-Bass.
Nur,
M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: PSMS Unesa.
Tim
Sertifikasi Unesa. 2010. Modul
Pembelajaran Inovatif. Surabaya: PLPG Unesa.
Arend, R.I. 2001. Learning to Teach, 5th Ed.
Boston: McGraw-Hill Company, Inc.
Baldwin,
A.L. 1967. Theories of Child Development.
New York: John Wiley & Sons.
Carin, A.A. & Sund, R.B.
1975. Teaching Science trough Discovery,
3rd Ed. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.
Carin, A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. (
7th. ed. ) New York: Maxwell Macmillan International.
Muller, U., Carpendale, J.I.M., Smith, L. 2009. The Cambridge Companion to PIAGET.
Cambridge University Press.
Nur, M. 1998. Teori-teori Perkembangan. Surabaya:
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Nur, M. & Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran
Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.
Osborne,
R.J. & Wittrock, M.C. 1985. Learning Science: A Generative Process, Science Education, 64, 4: 489-503.
Sund, R.B. & Trowbridge, L.W.
1973. Teaching Science by Inquiry in the
Secondary School, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Merrill
Publishing Company.
Sutherland, P. 1992. Cognitive
Development Today: Piaget and his Critics. London: Paul Chapman Publishing
Ltd.
0 Response to "PENDEKATAN SAINTIFIK"
Post a Comment