Assalamu'alaikum
Wr. Wb. sahabat pembaca yang budiman di manapun anda berada. Bagaimana
kabar anda hari ini? Semoga kita semua senantiasa diberikan nikmat berupa
kesehatan, ilmu yang bermanfaat, serta umur dan rezeki yang barokah. Aamiin Yaa
Rabballalaamiin...
Dua hari yang lalu, tepatnya pada Rabu 25 April 2018 tepatnya sore hari
sekitar pukul 17.10 WIB, saya mendengar cerita dari salah satu kerabat tentang
rekannya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di salah satu wilayah Kecamatan
Cluring Kabupaten Banyuwangi. Setelah mendengarkan lebih detail atas musibah
tersebut, ternyata penyebab kecelakaannya adalah karena korban yang masih
berusia sekitar 40-an tahun tersebut mengalami serangan jantung sebelum kemudian
mobil yang korban kendarai menabrak sebuah warung.
Penyakit jantung dan stroke merupakan penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
saat ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian. Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit
monopoli orang tua. Karena dulu memang penyakit ini banyak diderita oleh orang
tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas.
Apa dan bagaimana penyakit jantung dan stroke ini bisa terjadi? Berikut definisi dan keadaan
yang dapat memicu serangan jantung dan stroke. Semoga
dengan membaca artikel berikut ini, kita mampu mengatur dan
menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang menakutkan ini. Selamat menikmati dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
PENYAKIT MENAKUTKAN “JANTUNG DAN STROKE”
DEFINISI
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi
awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu
bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya
sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain
dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall
Carpenito, 1995).
Menurut
WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut
yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan
tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah
yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam
setelah
thrombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi
klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut :
- Lumen arteri
menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
- Oklusi mendadak pembuluh darah
karena terjadi thrombosis.
- Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus)
- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan
viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral
merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara.
Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli :
a. Katup-katup
jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral
termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak
sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak
tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
a.
Aneurisma Berry,biasanya defek
kongenital.
b.
Aneurisma fusiformis dari
atherosklerosis.
c.
Aneurisma myocotik dari
vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d.
Malformasi arteriovenous,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri
langsung masuk vena.
e.
Ruptur arteriol serebral,
akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
4.
Hypoksia Umum
a.
Hipertensi yang parah.
b.
Cardiac Pulmonary Arrest
c.
Cardiac output turun akibat
aritmia
5.
Hipoksia setempat
a.
Spasme arteri serebral , yang
disertai perdarahan subarachnoid.
b.
Vasokontriksi arteri otak
disertai sakit kepala migrain.
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko stroke dapat
dikelompokan sebagai berikut ::
1.
Akibat adanya kerusakan pada
arteri, yaitu usia, hipertensi dan DM.
2.
Penyebab timbulnya thrombosis,
polisitemia.
3.
Penyebab emboli MCI. Kelainan
katup jantung
tidak teratur atau jenis penyakit jantung lainnya.
4.
Penyebab haemorhagic, tekanan
darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan penurunan faktor pembekuan
darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan )
5.
Bukti-bukti yang menyatakan
telah terjadi kerusakan pembuluh darah
arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun pada ektremitas.
Dari hasil data penelitian di
Oxford,Inggris bahwa penduduk yang mengalami stroke disebabkan kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1.
Tekanan darah tinggi tetapi
tidak diketahui 50-60%
2.
Iskemik Heart Attack 30%
3.
TIA 24%
4.
Penyakit arteri lain 23%
5.
Heart Beat tidak teratur 14%
6.
DM 9%
Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang
selama ini dianggap berperan dalam meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada
penelitian tersebut diantaranya, adalah:
1.
Merokok, memang merokok dapat
merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara keduanya itu.
2.
Latihan, orang mengatakan bahwa
latihan dapat mengurangi resiko terjadinya stroke. Namun dalam penelitian
tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut berkaitan secara langsung. Walaupun memang latihan yang
terlalu berat dapat menimbulkan MCI.
3.
Seks dan seksual intercouse,
pria dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena serangan stroke tetapi untuk
MCI jelas pria lebih banyak daripada wanita.
4.
Obesitas. Dinyatakan kegemukan
menimbulkan resiko yang lebih besar, namun tidak ada bukti secara medis yang
menyatakan hal ini.
5.
Riwayat keluarga.
Klasifikasi:
a. 1.Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a.
Stroke Haemorhagi,
Merupakan
perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya
saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b.
Stroke Non Haemorhagic
Dapat berupa
iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan
namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.
2.
Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a.
TIA (Trans Iskemik Attack)
gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa
jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam
waktu kurang dari 24 jam.
b.
Stroke involusi: stroke yang
terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin
berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c.
Stroke komplit : dimana
gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen . Sesuai dengan
istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.
Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai
darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor
seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah
(makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru
dan jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap
ortak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan ;
1.
Iskemia jaringan otak yang
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2.
Edema dan kongesti disekitar
area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa
jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien
mulai menunjukan perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika
tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis
diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa
infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi
aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika
aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit
cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk
jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10
menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi
salah satunya cardiac arrest.
PATHOFISIOLOGI STROKE
Perbedaan antara infark dan perdarahan otak
sebagai berikut :
Gejala(anamnesa)
|
Infark
|
Perdarahan
|
Permulaan
Waktu
Peringatan
Nyeri Kepala
Kejang
Kesadaran
menurun
|
Sub akut
Bangun pagi
+ 50% TIA
-
-
Kadang sedikit
|
Sangat akut
Lagi aktifitas
-
+
++
+++
|
Gejala
Objektif
Koma
Kaku kuduk
Kernig
pupil edema
Perdarahan
Retina
Pemeriksaan
Laboratorium
Darah pada LP
X foto Skedel
Angiografi
CT Scan.
|
Infark
+/-
-
-
-
-
-
+
Oklusi,
stenosis
Densitas
berkurang
|
Perdarahan
++
++
+
+
+
+
Kemungkinan
pergeseran glandula pineal
Aneurisma
AVM. massa
intra hemisfer/vasospasme.
Massa
intrakranial densitas bertambah.
|
Perbedaan perdarahan Intra Serebral(PIS)
dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Gejala
|
PIS
|
PSA
|
Timbulnya
Nyeri Kepala
Kesadaran
Kejang
Tanda rangsangan Meningeal.
Hemiparese
Gangguan saraf otak
|
Dalam 1 jam
Hebat
Menurun
Umum
+/-
++
+
|
1-2 menit
Sangat hebat
Menurun sementara
Sering fokal
+++
+/-
+++
|
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena
tanda dan gejala dapat berupa:
1.
Stroke hemisfer Kanan
a.Hemiparese sebelah kiri
tubuh.
b.Penilaian buruk
c.Mempunyai
kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi yang
berlawanan tersebut.
2.
Stroke yang Hemifer kiri
- Mengalami hemiparese kanan
- Perilaku lambat dan sangat hati-hati
- Kelainan bidang pandang sebelah kanan.
- Disfagia global
- Afasia
- Mudah frustasi
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Rontgen kepala dan medula
spinalis
2.
Elektro encephalografi
3.
Punksi lumbal
4.
Angiografi
5.
Computerized Tomografi Scanning
( CT. Scan)
6.
Magnetic Resonance Imaging
Penatalaksanaan Stroke
Untuk mengobati keadaan akut perlu
diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut 1. Berusaha menstabilkan
tanda-tanda vital dengan :
a.
Mempertahankan saluran nafas
yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu
lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b.
Mengontrol tekanan darah
berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan
hipertensi.
1.
Berusaha menemukan dan
memperbaiki aritmia jantung.
2.
Merawat kandung kemih, sedapat
mungkin jangan memakai kateter.
3.
Menempatkan pasien dalam posisi
yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2
jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
Pengobatan Konservatif
1.
Vasodilator meningkatkan aliran
darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia
belum dapat dibuktikan.
2.
Dapat diberikan histamin,
aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3.
Anti agregasi thrombosis
seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis
yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran
darah serebral :
1.
Endosterektomi karotis
membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di
leher.
2.
Revaskularisasi terutama
merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3.
Evaluasi bekuan darah dilakukan
pada stroke akut
4.
Ugasi arteri karotis komunis di
leher khususnya pada aneurisma.
Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin
akan mengalmi komplikasi , komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1.
Berhubungan dengan immobilisasi
; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan
thromboflebitis.
2.
Berhubungan dengan paralisis:
nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3.
Berhubungan dengan kerusakan
otak : epilepsi dansakit kepala.
4.
Hidrocephalus
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M. 2000, Rencana
Asuhan Keperawatan “Pedoman untuk perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo, 1987, Keperawatan
Kritis Pendekatan Holistik ( terjemahan ), Edisi VI, Volume II.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Made Kariasa 1997.
Patofisiologi Beberapa Gangguan Neurologi,,
Hand Out Kursus
Keperawatan Neurologi, Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta.
Linda Juall Carpenito, 1995, Rencana
Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Sylvia A. Price, 1995. Patofiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 4.Buku 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
0 Response to "PENYAKIT MENAKUTKAN “JANTUNG DAN STROKE” "
Post a Comment